The Go Blog's Pages

Sabtu, 10 Desember 2011

Halo Matahari Terbentuk karena Dispersi Air pada Awan Sirrus



Halo Matahari Terbentuk karena Dispersi Air pada Awan Sirrus - halo_matahari2.jpg
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Fenomena Halo Matahari
Halo Matahari Terbentuk karena Dispersi Air pada Awan Sirrus - halo_matahari.jpg
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Fenomena Halo Matahari
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Mona Kriesdinar

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA
- Pengamat iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dr. Sudibyakto, M.S., menyampaikan fenomena halo matahari adalah fenomena yang biasa terjadi.

"Halo merupakan hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Halo terbentuk karena dispersi (pembiasan warna) butir-butir es atau air pada awan sirrus oleh sinar ultraviolet," katanya, Selasa (4/1/2011).

Ia mengatakan setiap musim hujan partikel uap air ada yang naik hingga di atmosfer. Dan partikel air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya matahari.

Peristiwa itu biasa terjadi pada siang hari, saat posisi matahari sedang tegak lurus terhadap Bumi.  Maka cahaya yang dibelokkan pun juga lebih kecil.

"Itu sebabnya yang tampak di mata masyarakat yang kebetulan menyaksikannya adalah lingkaran gelap di sekeliling matahari,"urainya.

Banyak warga Yogyakarta dan sekitarnya heboh melihat matahari berkalang pelangi, Selasa (4/1/2011) siang. Peristiwa Matahari dikelilingi cicin pelangi di saat langit cerah tiada hujan itu disebut fenomena Halo 220 (halo dua puluh derajat), terjadi bila berkas cahaya matahari menembus lapisan awan cirrus yang tipis.

Awan cirrus berada sekitar 7.000 km dari permukaan laut. Pada posisi setinggi ini, uap air berubah menjadi kristal es berbentuk heksagonal-segi enam. Berkas cahaya matahari menembus kristal es yang berbentuk segi enam beraturan (besar sudut dalamnya 600).

Berkas itu oleh kristal es dibiaskan dengan sudut deviasi sekitar 220. Berkas cahaya putih yang berasal dari matahari ini sesungguhnya terdiri banyak warna, yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

Masing-masing warna mempunyai indeks bias yang berbeda. Karena itu, setelah melewati kristal es berkas cahaya ini diuraikan menjadi sederetan warna yang disebut warna pelangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar