Penulis Naskah : Linda Ayu Diwanti
Sutradara :
Linda Ayu Diwanti
Asisten Sutradara(Astarada) : Latifa Lithasari M
Penata Suara : Ni’matul Aulia
Pemain : 1. Nanda Aulia Al-Muharram
2. Hartatik Setiani
3. Nurul Lailis Saadah
4. Hesti Samsulistya Sari
5. Nurani Safitri Ningrum
6. Maria Ulfah
7. Metyana Cahyaningtyas
8. Siti Nurhasannah
9. Fachrozi Aditya Permana
10. Thito Chandra Kelana
11. Helmi ( Rizky Nur Hidayat )
2. Hartatik Setiani
3. Nurul Lailis Saadah
4. Hesti Samsulistya Sari
5. Nurani Safitri Ningrum
6. Maria Ulfah
7. Metyana Cahyaningtyas
8. Siti Nurhasannah
9. Fachrozi Aditya Permana
10. Thito Chandra Kelana
11. Helmi ( Rizky Nur Hidayat )
Sinopsis
Alkisah disebuah Negara yang dibatasi Kutub Utara
dan Kutub Selatan, yaitu ‘’Republik Terbawa Mimpi’’ hal ini membuat Negara tersebut
panas dingin oleh pemerintahan dan sistem hukum yang semerawut dan amburadul.
Terdapat dua istilah di Negara tersebut , ‘’Dearah Panas’ , untuk rakyat jelat,
rakyat miskin serta hamba sahaya, dan’’ Daerah Dingin’’ yang diperuntukan bagi
pemerintahnya yang semakin hari semakin makmur dengan utang Negara. Cerita ini
menceritakan kehidupan di penjara , yaitu sebuah penjara yang bernama ‘’ Nusa
Bambungan ‘’ . Didalam Penjara ini , bui bagi Si Miskin , dan Dunia bagi Si
Kaya . Para Narapidana yang kaya seperti Jayus Timbunan, selalu menggunakan
uang hasil korupsinya untuk menyuap para petugas penjara untuk pergi keluar
negeri dan kebutuhannya pun selalu terpenuhi , Aying yang juga tahanan
menggunakan uangnya untuk menkmati fasilitas bintang lima . Namun sebaliknya,
seperti Nenek Hanun yang dituduh mencuri bawang merah dan bawang putih
majikannya harus dipenjara , dan Buyung , guru ngaji yang miskin karena dituduh
memperkosa muridnya. Kenyataan ini ternyata , membuat rakyat Republik Terbawa
Mimpi semakin geram dan Presiden pun Angkat bicara atas penginjakkan hukum di
Negara itu. Pada Akhir Cerita , Kondisi tersebut berakhir dengan adanya
pemimpin yang tegas dan saat itu Penjara Nusa Bambungan , merupakan bui bagi
mereka yang memang melakukan kesalahan dan berhak dipenjarakan.
Penokohan
1. Jayus Timbunan
: Koruptor , Narapidana kasus korupsi, suka sewenang-wenang, bersikap tenang,
arogan, tidak ingin menderita , licik ( Nanda
Aulia )
2. Aying :
Koruptor wanita , licik , centil , pemarah , senang bergaul (Hartatik S )
3. Nenek Hanun :
Narapidana tertuduh mencuri bawang majikannya , sabar , dan gigih ( Nuraini S )
4. Buyung :
Narapidana kasus pemerkosaan murid mengajinya , alim , suka menyindir , gemar
menasihati ( Fachrozi Ap )
5. Kepala Polisi : Tidak tegas , suka
sewenang- wenang dan menyiksa yang lemah ( Hesti
S)
6. Sipil Penjara 1 dan 2
: selalu mengikuti arus kehidupan ( Maria U dan Thito CK )
7. Kepala Polisi Baru : Tegas , cepat tanggap, dan gigih ( Risky Nur Hidayat atau Helmi )
8. Surti :
Narapidana penjualan manusia ( trafficking ) , judes dan jahat ( Metyana C)
9. Cece :
Narapidana pembunuhan , jutek , jahat sekali ( Siti Nurhasanah )
10. Maemun : Narapidana pencurian ( Nurul Lailis S)
Naskah
*Babak
I*
(
Didalam sel , Aying , Surti , dan Cece yang sedang bermain kartu remi dengan
dandanan yang cukup tebal karena setelah menikmati fasilitas salon dan spa di
Penjara Nusa Bambungan dengan uang hasil korupsi Aying . Walaupun di penjara
mereka selalu menjaga kecantikan mereka . Ada juga Maemun yang sedang duduk di
sudut ruangan sambil membaca buku , dan Buyung yang sedang asyik tidur .)
Aying :
( Memegang kartu permainannya , berusaha melirik kanan dan kiri ) ‘’ Sudahlah ,kau
akan kalah . Menyerahlah ! .’’(sambil menatap kearah Cece dan Surti)
Surti :
( Tersenyum sinis kepada Aying) ‘’ Jika , kau kalah apa kau akan menuruti keinginan kami?’’
Aying :
‘’ Kau menantang ! Aku tidak takut padamu , kau mau apa dari uang ku? .’’
Surti :
‘’Tidak Jeng , inikan hanya permainan ! santai sajalah. Jika kau kalah cukup
dengan tas Guess keluaran terbaru
yang terbuat dari kulit badak dan kulit buaya.’’
Aying :
‘’ Jika itu saja , Baiklah ! Cece kamu ingin apa ?’’ ( Melirik kea rah Cece
namun tetap hanyut dalam kartu reminya )
Cece :
‘’ Aku ingin jam Monel yang bulat
seperti panu-panu layaknya monel yang menempel ditubuh Jeng Aying .’’(
Menyindir dengan ekspresi judes )
Surti :
‘’Maksudmu jam Monol atau monolnya
Jeng Aying ?’’ ( Dengan nada tinggi dan ekspresi menyindir.)
(
Kemudian Surti dan Cece tertawa terbahak-bahak , permainan masih panas dengan
persaingan. )
Aying :
‘’ Aku tidak bisa terima , itu bukan panu . Tetapi alergi dengan penjara
seperti ini, bukan karena jarang mandi .’’
Cece :
‘’ Jeng-jeng… Aku kan tidak bilang kau tak pernah mandi .’’ ( Kemudian
tangannya mendaratkan sebuah kartu ) ‘’ Kau kalah, Jeng Aying ! ‘’
Aying :
‘’ Tak apa. permintaan kalian terlalu mudah untuk ku kabulkan dengan semua uang
dan harta kekayaanku .’’
(
Kemudian Aying pergi meninggalkan Surti dan Cece dan menghampiri petugas sel
dari balik jeruji besi )
Aying :
‘’ Pak , tolong bukakan kuncinya teralis yang bau ini , saya ingin pergi
kebelakangan .’’ ( Dengan nada dan wajah sombong )
Sipil 1 :
‘’ Pak , tolong di bukakan pintunya untuk Nyonya Aying ‘’
Sipil 2 :
‘’ Biaklah , Pak ! (Sambil membukakan kunci jeruji ) ‘’ Silakan , Nyonya . Saya
akan mengantarkan anda ! .’’
(
Mereka lalu pergi , dan sedangkan Surti dan Cece berbisik dari dalam sel )
Surti :
‘’ Dia terlalu arogan , dengan mengatakan semua itu adalah uangnya. Bukankah
itu uang Negara ? .’’
Cece :
‘’ Memang kau benar sekali , tetapi dari uang tersebut kita juga telah
mendapatkan banyak keuntungan darinya .’’
(
Aying dan Sipil 2 kembali kedalam sel , kemudian Aying masuk , tak lama
kemudian terlihat Sipil 1 membawa seorang Lelaki )
Sipil 1 :
‘’ Perkenalkan , in Pak Jayus Timbunan . Tersangka kasus korupsi di Negeri ini
. Jika sudah berkenalan saya akan peri ngopi dulu .’’ ( Lalu menepuk- nepuk
bahu Jayus Timbunan ) ‘’ Anggap saja , rumah sendiri Pak ! ‘’
Jayus :
‘’ Terserah Anda !Persetan dengan semua
ini. ‘’ ( Dengan nada tinggi dan marah –marah di dalam sel tersebut)
Aying :
‘’ Selamat datang Mr. Don Juan . Kau
sama seperti ku otak Lampu Merah!’’
Jayus :
‘’Apa , maksud Kau ?’’
Aying :
‘’Ya. . ya . . ya. . Lampu Merah. Merah
berhenti jujur. Kuning erhati –hati mengambil
uang Negara. Hijau hidup jalan dengan uang rakyat.’’(
dengan suara licik )
Jayus :
‘’ Manusia mana yang bias menolak
melihat uang yang banyak . Tentu akan hijau bola mata . Tentu sangat munafik
bila Kau menolaknya .’’
(
Kemudian Buyung terbangun dari tidurnya karena mendengar keributan kecil yang
terjadi diantara Aying dan Jayus , Ia
pun angkat bicara )
pun angkat bicara )
Buyung :
‘’ Selamat datang kawan! Akhirnya aku mempunyai teman , sekian lama hanya aku
lelaki yang ada di ruangan ini . Sungguh Aneh . Benar-benar terbawa mimpi
Negara ini mempersatukan kita. Jadi Kau tidak sungkan berada disini . Bukankah
Kau bersalah ! Jadi tidak ada salahnya kau berada disini . God Bless You ,
Kawanku !.’’
Jayus :
‘’ Kawanku , dengan matamu akan Kau lihat dengan selembar berlembar lembar uang
kertas ini semua bisa aku beli , ha hahaha. . . Termasuk Hukum di Negeri ini ‘’
Negeri Republik Terbawa Mimpi ‘’ Akan ku buktikan kepadamu! ( Jayus berjalan
dan memanggil Sipil 1 ) ‘’ Pak , Kemarilah !’’
Sipil 1 :
‘’Apa tuan Jayus ,Apa ada yang bisa saya bantu ?’’
(
Kemudian Sipil 2 membukakan pintu sel)
Jayus
: ( Mengeluarkan amplop dari kantong ) ‘’ Begini ,Pak saya meminta bantuan
Bapak- bapak sekalian agar saya dapat keluar dari tempat ini untuk beberapa
hari menghadiri rapat di Macau dan di Bali. Ini ada sedikit jasa dari saya ,
cukup untuk beli susu anak-anak Bapak dirumah . Kalau kurang sebut saja nanti
saya transfer di rekening Anda ?.’’
Sipil 2 :
‘’ Terima saja , tak ada yang dirugikan , kan ? .’’
Sipil 1 :
‘’ Tentu saja , mana mungkin saya menolak semua itu. Bertahun- tahun saya
bekerja di sini tidak pernah saya melihat uang setebal kulit badak seperti itu
.’’( Meyakinkan diri dengan tatapan penuh harap ) ‘’ Jika sekarang perginya
tidak apa-apa . Atur saya menurut Bapak bagaimana enaknya ! ‘’
( Kemudian Sipil 2 membukakan kunci sel untuk
Jayus Timbunan , Kemudian ia mengantarkannya hingga berhasil kabur dari bui
penuh nista itu )
*Babak
II*
(Kepala
Polisi masuk ke ruangan dan terdengar
suara dari telepon genggamnya)
Kepala Polisi
: ‘’ Hallo . . . Selamat siang . Polisi Republik Terbawa Mimpi siap melayani Anda dan
keluarga Anda semua.’’ ( Sejenak diam mendengarkan suara telepon yang tersambung.)
‘’ Oh . . . Pak Presiden .’’ ( Dengan wajah ketakutan) ‘’Baik Pak , oh ya
selamat pagi ! .’’
(
Kemudian lewatlah Sipil 1 dan Sipil 2 di depan Kepala Polisi)
Kepala Polisi :
‘’ Kalian berdua , kemari sebentar ! ‘’
(
Kemudian mereka menghampiri Kepala Polisi , dan secepatnya memberi hormat)
Sipil 1 dan 2
: ( Hormat dengan tegas ) ‘’ Siap Komandan ! ‘’
Kepala Polisi :
‘’ Apa semuanya beres?’’
Sipil 1 dan 2 :
‘’ Beres Komandan ! ‘’
Kepala Polisi :
‘’ Usahakan semua beres dan berjalan dengan lancer dan baik-baik saja. Saya
akan pergi , biasa istri saya minta di temanin bolak-balik ke salon . ‘’
*Babak
III*
(
Kembali ke latar di sel Penjara Nusa Bambungan . Terdapat Aying , Cece , Surti
, Maemun , dan Buyung . Seperti biasanya Aying , Cece , dan Surti kembali ke
rutinitas mereka bermain kartu remi, sedang Buyung sedang merenung dan Maemun
membaca Al-Quran dengan suara lemah , kemudian Jayus datang dan mendapatkan
sambutan yang meriah )
Sipil 2
: ‘’ Bagaimana tuan Jayus , lancar meetingnya? ‘’( bertanya dengan penuh basa –basi)
Jayus :
‘’ Ada uang pasti lancar , Bagai mendarat di jalan tol , jal-an be-bas ham-ba-tan!’’(
Jayus masuk kedalam sel )
Aying :
‘’ Horas , Bang ! Abang ini lantas cacing kepanasan . Tidakkah bisa duduk manis
disini . Coba abang tengok Maemun dari Zaman Batu hingga Reformasi , hanya
berdoa meminta bantuan yang Kuasa .’’
Jayus :
‘’Tiada merdeka! Tuhan tak mendengar jika kantong kita kempis .’’
(
Kemudian Sipil 1 dan Sipil 2 membawa seorang wanita renta ke dalam sel Penjara
Nusa Bambungan )
Sipil 1
: ‘’ Perkenalkan anggota baru , Nenek ini baru saja dipindahkan dari Penjara
Ambang Maut, karena dituduh mencuri bawang majikannya , kalau sudah berkenalan
saya pergi dulu .’’ ( Pergi dari sel )
(
Maemun kemudian menuntun nenek Hanun yang begitu renta itu untuk duduk di lantai
sel yang dingin)
Maemun : ( sambil menatap dengan penuh rasa empati
dari hatinya ) ‘’ Nenek tenang saja disini adalah tempat yang aman untuk nenek
. Dan mengapa nenek samapai bisa dituntut seperti ini ?
Nenek Hanun :
‘’ Aku hanyalah hamba tuan dan nyonya , aku bekerja untuk mencari uang demi anak
cucuku di kampung. Namun aku hanya hamba , selalu berpasrah menghadapi tuntutan
yang tak hamba lakukan . ‘’ ( Dengan menunduk dan raut wajah yang sedih)
Maemun :
‘’ Sungguhlah , Negeri ini selalu bermimpi . Namun tak ada satupun mimpi-mimpi indah.
Hanya hitam tanpa lampu keadilan . ‘’
Nenek Hanun :
‘’ Kau benar Nak . Mimpi yang tak membangunkan mata . ‘’
(
Suasana diruangan seperti biasa , Aying , Cece , dan Surti bermain kartu ,
Buyung merenung , Jayus membersihkan kaca matanya . Kemudian datanglah Sipil 1
dan Sipil 2 )
Sipil 1
: ‘’ Ayo keluar semua , Tuan- Nyonya . Kau Buyung , dan Kau Maemun cepatlah Kau
bawa Nenek tua itu keluar dari ruangan ini . Kita harus membersihkan area
penjara ini.’’
(
Semua Narapidana pergi di damping para Sipil )
Sipil 2
: ‘’ Apa Kau tahu. Jika Komandan baru saja dipecat karena ketahuan menggelapkan
dana sarana Penjara . Dan hari ini pengganti Komandan akan bertugas . ‘’
Sipil 1 :
‘’Aku tak mau lagi disuap , aku takut anak istriku meninggalkanku dan hidup
sengsara . Ya sudahlah, kita pergi dan awasi mereka .’’
(Mereka
pun pergi , Kemudian setelah itu , Narapidana-narapidana itu memasuki sel. Lalu
tiba-tiba Nenek Hanun terjatuh ,
Napasnya beradu dan sesak . Namun tidak disangka ia pun menghembuskan napas
terakhirnya , Kemudian semua orang mengelilinginya dan Sipil 1 dan Sipil 2
datang )
Maemun
: ‘’ Innalillahiwainnalillahirojiun , Maha Besar Allah yang tidak pernah
membiarka hambanya yang baik bermimpi buruk. ‘’
Sipil 1 :
‘’ Kita bawa saja , bangkai nenek ini. Lalu kita kuburkan.’’
(
Mereka pun menggotong dan membawa pergi jasad Nenek Hanun. )
*Babak
IV*
(Sipil
1 dan Sipil 2 masuk ke ruangan )
Sipil 2
: ‘’ Komandan barau Alhamdulillah , dia datang di hari ini ! .’’
(
Sipil 1 hanya mengangguk-angguk , kemudian datanglah komandan baru )
Kepala Polisi Baru
: ‘’ Selamat siang ! ‘’
Sipil 1 dan 2
: ( Hormat dengan kompak dan serempak ) ‘’
Siap Komandan !’’
Kepala Polisi Baru
: ‘’ Hari ini saya akan mengadakan sidak. Saya telah banyak mengetahui tahanan –tahanan
itu senang bersafari ke Luar Negeri. Saya telah bekerja sama dengan Wakil
Rakyat untuk membekukan uang mereka semua , Jadi saya memohon kerja sama dari
kalian?’’
Sipil 1 dan 2
: ‘’Siap Komandan ( sambil hormat )
(
Mereka pergi meninggalkan ruangan itu dan pergi menuju sel )
*Babak V*
(
Didalam sel, Buyung sedang tidur , Maemun mengaji dengan nada pelan, Jayus
sedang mengotak-atik Hp nya yang super canggih . Dan permainan kartu oleh trio
, Aying , Cece , dan Surti masih tetap berlangsung. Kemudian Kepala Polisi di damping
Sipil 1 dan Sipil 2 datang )
Kepala Polisi Baru :
‘’ Ternyata bui ini tak cukup menjerat hati kalian!’’
Aying
: ‘’Bapak ini siapa?’’
Buyung
: ‘’ Sepertinya Bapak ini pengganti Komandan borju yang dulu, Bayangannya seperti ombak yang membangunkan mimpi.’’
Jayus : ‘’ Jika Anda
menginginkan uang , sebutkan saja berapa yang Anda mau akan saya transfer ke
rekening Anda ?’’
Kepala Polisi Baru
: ‘’ Tolong bawa Nyonya Aying dan Tuan Jayus , mereka akan dipindahkan ke Penjara
Nusa Serabutan .’’( Menyuruh Sipil 1 dan Sipil 2)
Sipil 1 dan 2
: ‘’ Siap Komandan ! ‘’
(
Mereka membawa Aying dan Jayus meninggal sel tersebut )
Surti :
‘’ Ya , Tuhan . Ampuni hamba mu ini . Hamba tidak ingin tenggelam dalam mimpi .’’
Cece :
( Mendatangi Maemun dan menanyakan sesuatu pada wanita itu ) ‘’ Apakah Allah
akan memaafkan kami, Maemun ?’’
Maemun
: ‘’ Didunia kesalahan dibayar dengan hukum, begitu juga akhirat kesalahan akan
dibayar dengan siksa . Namun Tuhan akan memaafkan jika kita bersungguh-sungguh
bertaubat. Begitu pula kelak kita akan terbebas dari sini. Untuk itu Kita
berdoa saja untuk keselamatan kita dan Negeri ini.’’ (Maemun mengenadahkan
tangan di ikuti dengan yang lainnya )
‘’Ya
Allah , Jagalah kami dari mimpi ini . Hindarkan dari kekelaman mimpi dan
bangunkanlah mata kami. Bangkitkan Negeri ini , Hidupkanlah pemimpin kami.
Serta jayakanlah Republik yang panas-dingin ini.’’
The End
ini merupakan salah satu naskah drama karangan saya yang saya tampilkan tahun lalu di kelas XI IPA 1 SMA NEGERI 3 SAMARINDA . THANK s for Allah , thankk to our parents , thanks to crue , thanks to Miss. ALfi Dhafi ( Our Art Teachers ) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar