The Go Blog's Pages

Minggu, 11 Desember 2011

Pembantaian Rawagede Korban Tidak Mendapat Perhatian Pemerintah



KOMPAS.COM/LAKSONO HARI WIWOHO Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS), Haris Azhar.

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban pembantaian Rawa Gede mengaku tidak mendapatkan perhatian memadai dari pemerintah Indonesia.
Mereka diperhatikan individu pejabat TNI atau warga biasa asal Karawang. Contoh perhatian adalah pembuatan monumen sejak tahun 1995. Ketika itu mantan lurah yang didukung Pangdam Siliwangi mendirikan Yayasan Rawa Gede.
-- Haris Azhar

Kordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar usai kunjungan ke Rawa Gede, Minggu (18/9/2011) mengatakan, keluarga korban mengaku hanya mendapat perhatian simbolik saja.
"Mereka diperhatikan individu pejabat TNI atau warga biasa asal Karawang. Contoh perhatian adalah pembuatan monumen sejak tahun 1995. Ketika itu mantan lurah yang didukung Pangdam Siliwangi mendirikan Yayasan Rawa Gede," kata Haris.
Menurut dia, petinggi TNI Kharis Suhud sering mencarikan bantuan untuk para janda dan keluarga korban pembantaian pada saat Lebaran. Pada tahun 2005 yayasan ini didorong melobby pemerintah Belanda namun gagal. Selanjutnya diadakan upaya hukum tahun 2009 ke Pengadilan Belanda.
"Mereka melobi Kedutaan Belanda di Jakarta karena kurang mendapat perhatian Pemerintah Indonesia. Mereka mendapat persetujuan Pemerintah Belanda untuk dibantu secara keuangan. Uang diserahkan kepada Kementerian Dalam Negeri tahun 2010. Namun hingga kini, uang bantuan tersebut tidak pernah diterima pihak yayasan," kata Haris. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar