Awal Lahirnya Komunitas Stand Up Comedy
Jakarta - Bak jamur di musim hujan, pelawak-pelawak
tunggal profesional bermunculan di Tanah Air dalam 6 bulan terakhir ini.
Mereka tergabung dalam komunitas stand-up comedy yang tumbuh di
berbagai kota. Bagaimana proses kemunculan mereka?
Menurut
seorang comic (sebutan untuk pelaku stand-up comedy) asal Bandung Isman H
Suryaman, komunitas-komunitas regional stand-up comedy itu umumnya
memulai aktivitas dengan menciptakan akun Twitter. "Dari situ, mereka
lantas menggalang acara rutin berupa open mic," jelas Isman.
Lebih
jauh Ketua Tim Koordinator Regional Stand-up Indo itu memaparkan,
istilah open mic merupakan sebutan untuk panggung terbuka yang digelar
bagi siapapun yang mau tampil, baik comic pemula maupun yang
berpengalaman. "Biasanya diadakan di cafe atau restoran dengan panggung
dan akustik yang mendukung," tambahnya.
Komunitas yang sudah
aktif kemudian membuat acara mereka sendiri. Salah satu contoh adalah
Stand Up Nite. "Komunitas Samarinda bahkan sekarang sudah punya program
TV sendiri,” ujar Isman. Stasiun TV berita nasional Metro TV bahkan
punya acara rutin 'Stand-Up Comedy Show'. Tak heran jika para comic
yakin, melawak seorang diri ke depannya bisa jadi profesi.
Salah
satu yang telah melakoninya, selain Isman, adalah Ernest Prakasa.
"Teman-teman di Stand-Up Indo berbagi visi untuk merintis stand-up
comedy menjadi industri," ujar salah satu pendiri komunitas Stand-up
Indo itu. Salah seorang comic yang telah sukses secara profesional,
Mongol mengaku mampu mengumpulkan pendapatan antara Rp 6 hingga Rp 8
juta dari melawak tunggal.
Masih Tentang Stand Up Comedy ?
Sudah 4 minggu ini saya membantu seorang teman dari Canada untuk
menyelesaikan kerja lapangan disertasinya. Disela waktu istirahat
biasanya kami ngobrol dan dia melontarkan beberapa candaan. Well nadanya
sarkastik, dan sulit bagi saya menemukan bagian mana yg lucu. Ya
jadinya kalo ketawa cuma "ketawa partisipatif". Browsing di internet
ternyata dia quotes lelucon dari Aziz Ansari , Jerry Seinfield, Chris
Rock dan beberapa nama lagi yang masuk dalam kategori stand up comedian.
Stand up comedy adalah seni melawak (komedi) yang disampaikan di
depan penonton secara langsung (live). Biasanya sang komedian akan
melakukan one man show. melemparkan lelucon melalui monolog atau
statement dalam satu kalimat yang mengandung humor. Komedian di jalur
ini biasanya menulis skrip lawakannya untuk tampil dalam 20-45 menit).
Kadang-kadang mereka memakai alat bantu untuk menyampaikan lelucon
mereka. Meskipun stand up comedy, pelawak ngga harus terus menerus
berdiri, beberapa pelawak menyampkain sambil duduk seperti sedang
bercerita pada kita. Sejarah stand up comedy dimulai sejak abad 18 di
Eropa dan Amerika. Dalam sejarahnya perkembangan stand up comedy juga
ditemui di berbagai benua. Bahkan negeri tetangga Malaysia punya seorang
stand up comedian terkenal,
Akmal Saleh. India punya Jhony Lever dan dilanjutkan Cyrus Broacha. Mereka juga mengadakan
The Great Indian Laughter Challenge.
Favorit stand up comedian saya
Daniel Tosh dan Butet Kertarajasa!! Daniel Tosh dengan acaranya
Tosh.0.
sudah memasuki season 3 di Comedy Central. Karena ngga punya TV kabel
ya nontonnya nyicil, jadi baru sampai di Season 2. Segmen paling seru di
Tosh.0 adalah Web Redemption, kenapa? he..he.. liat sendiri di situs
online acara ini :). Memang dalam lawakannya banyak kata-kata yang
seharusnya di sensor, racist dan sexist; tapi humor cerdas nya menurut
saya outstanding. Versi online-nya di Youtube adalah Daniel Tosh -
Completely Serious yang ditonton 1,3 orang.
Browsing selanjutnya saya temukan beberapa blog yg menyatakan genre
stand up comedy bukan hal baru di Indonesia. Teringat dulu ada Taufik
Savalas (Alm) dengan acara "Comedy Cafe" yang pernah tayang di Trans TV
Juli - September 2004 di TransTV. Ada juga Pepeng yang sambil
membawakan acara kuis Jari-jari menyelipkan humor segar. Disambung
dengan Iwel di DemoCrazy , meskupun ngga bisa dibilang dia melakukan
Stand Up Comedy murni. Tidak lupaButet Kertarajasa yang legendaris lewat
monolognya ( ehm.. saya minggu lalu nonton Laskar Dagelan di TBY dan
sulit untuk ngga ketawa dalam rentang waktu 3 jam pertunjukan). Raditya
Dika. sepertinya sedang mencoba masuk jalur
ini.
Raditya Dika mulai melontarkan statement2 sarkasme(meskipun tidak
dilakukan monolog) di peluncuran bukunya atau di Provocative Proactive
yang dia bawakan.
Ngga cuma on air, ternyata Indonesia punya Stand Up Comedian yang off
air juga. Mereka biasanya manggung di Comedy Cafe- Kemang. Ada nama
Ramon P.Tommybens sebagai seniornya stand up comedy Indonesia. Ada juga
Dila Dill yang sudah melawak sejak umur 6 tahun.
Stand up comedy kurang populer karena mainstream industri lawak masih
pada physical comedy. Pak Bendot (Alm) di Srimulat terus di Bully untuk
memancing tawa penonton. Aziz gagap di paksa duduk di kursi stereofoam,
Omas ditertawakan atas bentuk bibirnya dan dipaksa berdandan tak enak
dipandang agar penonton tergelak. Anggapan lain, lawakan hanya bisa
muncul bila delakukan melalui percapakan, bukan monolog.
Ya...meskipun bisa dikatakan Stand Up Comedy kurang pupuler di
Indonesia, paling tidak masih ada sekelompok pelawak yang sadar kalau
lawakan ngga harus stagnan di lingkup slapstick.
Anyway, siapa stand up comedian favoritmu?
Ryan Jadi Juara "Stand Up Comedy Indonesia 2011"

KOMPAS IMAGES/ BANAR FIL ARDHI
Ryan
Adriandi (mengenakan blus kaus kuning) menerima hadiah Rp 50 juta
sebagai juara Stand Up Comedy Indonesia 2011, yang grand finalnya
digelar di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu
malam lalu (14/12/2011), dan ditayangkan oleh Kompas di Layar Kaca pada
Sabtu (17/12/2011).

KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI
Ryan
Adriandi akhirnya menjadi juara Stand Up Comedy Indonesia 2011,
mengalahkan Insan Nur Akbar, dalam Grand Final Stand Up Comedy 2011,
yang digelar oleh Kompas di Layar Kaca, di Teater Tanah Airku, Taman
Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu malam lalu (14/12/2011).

KOMPAS IMAGES
Insan
Nur Akbar berpelukan dengan Ryan Adriandi (tampak punggung) ketika Ryan
diumumkan sebagai juara Stand Up Comedy Indonesia 2011, dalam Grand
Final Stand Up Comedy Indonesia 2011, yang diadakan di Teater Tanah
Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu malam lalu
(14/12/2011), dan ditayangkan oleh Kompas di Layar Kaca pada Sabtu
(17/12/2011) malam.
JAKARTA, KOMPAS.com
— Ryan Adriandi, peserta dari Jakarta, akhirnya keluar sebagai juara
dengan menyisihkan lawannya, Insan Nur Akbar, dari Surabaya pada grand final "Stand
Up Comedy Indonesia 2011" atau sesi pertama yang diadakan di Teater
Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu
(14/12/2011) malam dan disiarkan Kompas di Layar Kaca hari Sabtu (17/12/2011) pukul 19.30-22.00.
Pada grand final
yang terbagi dalam tiga babak itu, Akbar dan Ryan tak henti-hentinya
mengocok perut lewat komedi yang mereka suguhkan di hadapan Indro
"Warkop", Astrid Tiar, dan Butet Kartaredjasa, yang bertindak sebagai
dewan juri.
Dalam tema "Juara", tampil berbaret sebagai ciri khasnya. Akbar lebih
dulu membuka babak pertama dengan guyonan nakal yang dibungkusnya
dengan cerdas. Akbar mendeskripsikan juara sebagai tujuan dari sebuah
lomba dan pertandingan. "Nah... tahu bedanya lomba dengan pertandingan?
Seperti lomba menyanyi, yang satu menghadap ke sini (kanan) dan yang
satu menghadap ke situ (kiri) dan pemenangnya ditentukan juri. Sedangkan
pertandingan itu langsung berhadapan satu sama lain dan yang kalah
langsung ketahuan," cerita Akbar.
Akbar kemudian membahas lomba
dan pertandingan dalam konteks kehidupan rumah tangganya. "Kalau saya
lagi berantem sama istri saya itu (seperti perlombaan), yang satu
menghadap ke sini dan yang satu menghadap ke situ, biasanya yang jadi
juri itu mertua saya. Tapi... kalau sudah akur, itu sudah bisa
dipastikan terjadi pertandingan (saling berhadapan) dan biasanya saya
yang kalah duluan. Kalau saya yang menang, pasti istri senang," masih
cerita Akbar disusul ledakan tawa para penonton berusia dewasa yang
memahami maksud lawakannya.
Masih di babak pertama, Ryan, yang
menjadi penampil berikutnya, tak mau kalah kocak. Mahasiswa salah satu
perguruan tinggi swasta di Jakarta itu tiba-tiba meniru gaya penampilan
Akbar lengkap dengan baretnya. Ryan pun membalas ledekan yang sempat
dilemparkan Akbar sebelumnya. "Tadi kata Akbar, juara itu ditentukan
dari tinggi podiumnya. Tapi, dia lupa, pasti susah kalau mencari yang
gelap, yang dicari pasti yang terang," sindir Ryan, yang memang memiliki
kulit lebih terang dibandingkan dengan Akbar.
Babak kedua semakin
seru. Humor kedua finalis tersebut kian menjadi dalam acara yang
dipandu Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dhika, duo pembawa acara "Stand
Up Comedy Indonesia 2011", ini. Konsentrasi Akbar dan Ryan sengaja
dipecah oleh para hacklers (pengganggu)—Asep, Ernest, Daned,
Wisben, Sakdiyah, Zulvan, Ali , Dwianto, Budi Kusumah, Daslan, dan
Fauzy—para peserta lain "Stand Up Comedy Indonesia 2011" yang lebih dulu
tumbang pada tahap-tahap sebelumnya. Namun, lagi-lagi, dengan humor
yang matang, Akbar dan Ryan dengan mulus mampu melewati gangguan para
temannya itu.
Babak ketiga menjadi puncak grand final Stand Up Comedy Indonesia 2011. Akbar menyuguhkan komedi dengan materi boarding room bandar udara, sementara Ryan memilih fitness center sebagai
lawakannya. Tak pelak, Indro, Astrid, dan Butet semakin pusing untuk
menentukan siapa yang pantas menjadi juara karena Akbar dan Ryan
sama-sama mampu merebut perhatian para juri sepanjang tiga babak.
Namun,
setelah melalui penilaian ketat dewan juri, Ryan akhirnya keluar
sebagai juara "Stand Up Comedy Indonesia 2011". Sementara itu, Akbar
harus puas di posisi runner-up meski penampilannya acap kali
disambut hangat para penonton dengan bertepuk tangan sembari berdiri.
"Kompor gas," kata Indro. "Ryan kamu paling konsisten," timpal Astrid.
"Saya harus belajar dari kamu," ujar Butet, yang memuji sang pencetak
prestasi baru di jalur stand up comedy di Indonesia.