Selasa, 10 Januari 2012

(update!) PENGHARGAAN INTERNASIONAL UNTUK FILM INDONESIA 1990-2011


Prison and Paradise (2011) Dokumenter karya Daniel Rudi Haryanto yang mengangkat kisah tragedi bom Bali 1 ini sukses meraih penghargaan Director of Japan Award pada Yamagata International Documentary Film Festival 2011 yang diselenggarakan di Prefektur, Yamagata, Jepang. Film ini berhasil menyingkirkan 705 film dokumenter lain dari 63 negara.
Lovely Man (2011) Karya terbaru dari Teddy Soeriaatmadja yang menjadi pembuka Q! Film Festival 2011 ini menjadi salah satu film Indonesia yang diputar untuk segment "A Window of Asian Cinema" pada Busan International Film Festival 2011. Lovely Man yang hanya syuting selama 3 hari ini juga telah berhasil menjadi Official Selectionuntuk Bangalore International Film Festival yang baru akan digelar mulai 15 hingga 22 Desember 2011 mendatang. Salah satu film yang menjadi saingan Lovely Man adalah When We Leave (Jerman/Turki.2010) karya perdana Feo Aladag yang pernah diputar pada Jiffest 2010 lalu. 
Belkibolang (2011) Yang merupakan film Omnibus (Antologi film pendek) dari 9 sutradara muda Indonesia (Agung Sentausa, Ifa Isfansyah, Anggun Priambodo, Tumpal Tampubolon, Edwin, Wisnu SP, Rico Marpaung, Azhar Lubis dan Sidi Saleh) telah diputar pada Rotterdam International Film Festival 2011, Hongkong International Film Festival 2011 dan menjadi satu satunya film Indonesia yang diputar untuk Udine Far East Film Festival 2011 di Italy. 
The Raid (2001) Film ketiga karya Gareth Evans yang baru akan rilis Indonesia April 2012 ini meraih penghargaan The Cadillac People's Choice Awards pada Toronto International Film Festival 2011. The Raid juga menjadi salah satu film Indonesia yang diputar untuk "A Window of Asian Cinema" pada Busan International Film Festival 2011. The Raid menjadi film penutup pada Indonesia International Fantastic Film Festival (INAFFF) 2011.]
The Mirror Never Lies (2011) Film yang diproduksi Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, ini meraih dua penghargaan pada Tokyo Internasional Film Festival 2011 yakni Earth Grand Prix Award dan Special Mention Winds of Asia Middle East. Kamila juga meraih penghargaan Bright Young Talent award dari Mumbai International Film Festival 2011. Film ini menjadi official selection pada Vancouver International Film Festival 2011. Pada Busan International Film Festival 2011, The Mirror Never Lies juga diputar untuk segment "New Current"
Jakarta Maghrib (2011) debut penyutradaraan Salman Aristo ini menjadi salah satu film Indonesia yang putar untuk "A Window of Asian Cinema" pada Busan International Film Festival 2011
Serdadu Kumbang (2011) film ketiga karya Ari Sihasale ini menjadi salah satu film Indonesia yang diputar untuk kategori "A Window of Asian Cinema" pada Busan International Film Festival 2011.
The Perfect House (2011) karya sutradara Affandi Abdulrachman terpilih menjadi Official Selection Puchon International Fantastic Film Festival, 14-24 Juli 2011 mendatang di Puchon, Korea Selatan.
Payung Merah (2011) film pendek karya sutradara Edward Gunawan dan Andri Chung meraih penghargaan Best Film pada Asian Short Film Awards 2011 yang diselenggarakan oleh ScreenSingapore. Film ini juga menjadi Official Selection pada Palm Springs International Short Fest 2011. 
Madame X (2010) yang merupakan debut penyutradaraan film panjang Lucky Kuswandi dengan Amink sebagai sosok SuperHero baru ini terpilih untuk salah satu official selection pada Hong Kong International Film Festival 2011. Film ini juga menerima dua nominasi dari Asian Film Awards 2011 yaitu best supporting actress untuk Shanty dan best production design untuk Eros Eflin.
Rumah Dara (2010) adalah debut penyutradaraan film panjang Mo Brothers, film ini adalah versi panjang dari film pendek mereka sebelumnya Dara, yang menjadi bagian antologi Takut (2007). Film ini menjadi film Indonesia pertama yang dicekal dan dilarang tayang di Malaysia. Selain menjadi salah satu Official Selection, Shareefa Daanish yang memerankan Dara berhasil mendapatkan Best Actress pada Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) 2009 di Korea Selatan.
Kado Hari Jadi (2009) film panjang pertama karya Paul Agusta ini menjadi official Selection pada Rotterdam International Film Festival 2009.
Garuda di Dadaku (2009) hasil karya duet Salman Aristo dan Ifa Isfansyah yang diproduseri oleh Shanty Harmaiyn diberikan penghargaan Best Film pada penyelenggaraan ke 6 Children and Youth Armenia International Film Festival 2010.
Merantau (2009) menjadi Best Film ActionFest International Film Festival 2010. Sebuah penghargaan film aksi tahunan yang digelar di Asheville, North Carolina Amerika Serikat pada 15-18 April 2010. Merantau berhasil mengungguli kandidat lainnya seperti film silat Hong Kong yang dibintangi Donnie Yen, 14 Blades. Merantau juga dinominasikan untuk kategori best director untuk Gareth Evans dan best action choreography pada festival yang sama
Jamila dan Sang Presiden (2009) karya Ratna Sarumpaet yang pernah dikirim untuk Academy Award Best Foreign Film 2009 menyabet dua penghargaan dalam Asian Film Festival Vesoul 2010 di Perancis. Dua penghargan itu yakni Prix de Public dan Prix Jury Lycen. Penghargaan lain adalah Best Original Score Asia Pacific Film Festival 2010 untuk Thoersi Argeswara.
Perempuan Berkalung Surban (2009) film yang diarahkan oleh Hanung Bramantyo menerima penghargaan Best Supporting Actress Asia Pacific Film Festival 2010 untuk aktris senior Widyawati
Pintu Terlarang (2009) karya Joko Anwar ini menjadi Best Film dalam Puchon International Fantastic Film Festival 2009. Film juga menjadi official selection untuk Golden Kinnaree Award pada Bangkok International Film Festival 2009 dan Rotterdam International Film Festival. Bahkan pada tahun 2009 film ini menjadi salah satu dari 100 film terbaik dunia versi majalah "Sight and Soung" Inggris.
9808 (2008) Film antologi mengenang sejarah 10 tahun tragedi 1998 reformasi Indonesia ini karya 10 sutradara muda Indonesia (Anggun Priambodo, Ariani Darmawan, Edwin, Hafiz, Ifa Isfansyah, Lucky Kuswandi, Otty Widasari, Steve Pilar Setiabudi, Ucu Agustin dan Wisnu Sp). 9808 menjadi Official Selection pada Lens Politica Film & Media Festival 2010 di Helsinki, Netherlands Cinemasia 2010, Bangkok International Film Festival 2009, Singapore Short Film Festival 2009, Barcelona Asian Film Festival 2009, Rotterdam International Film Festival 2009 dan Pusan International Film Festival 2008.
Sang Pemimpi (2008) yang merupakan sekuel Laskar Pelangi (2007) berhasil memboyong Audience Award dari Udine Far East Film Festival 2010 di Italia dan NETPAC Critics Jury Award dari Singapore International Film Festival 2010. Dan yang paling terbaru adalah berhasil meraih Premio Juvenile Award Fici Children Intenational Film Festival Madrid 2010.
Tiga Doa Tiga Cinta (2008) karya perdana Nurman Hakim ini dinominasikan sebagai Best Children's Feature Film (bersanding dengan A Brand New Life dari Korea Selatan, The Strength of Water dari Selandia Baru, Tahaan dari India dan Mammo dari Turki) pada Asia Pacific Screen Awards 2009. Film ini juga meraih penghargaan Grand Prize of International Jury pada Vesoul Festival of Asian Cinema 2009.
Laskar Pelangi (2007) adalah adaptasi dari novel berjudul sama oleh Riri Riza dan Mira Lesmana yang mendapatkan nominasi untuk 2 Kategori utama pada penyelenggaraan ke 3 Asian Film Awards yang digelar di Hongkong, yaitu Best Editing untuk Dono Waluyo dan Best Film. Untuk nominasi film terbaik Laskar Pelangi bersanding dengan Ponyo (Jepang), The Good the Bad the Weird (Korea Selatan), Tokyo Sonata (Jepang), Red Cliff (Hongkong) dan Forever Entralled (China). Laskar Pelangi juga mendapatkan Signis Award dalam Hongkong International Film Awards 2009. Penghargaan The Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di International Festival of Films for Children and Young Adults, di Hamedan, Iran. Awal tahun 2010 lalu film ini kembali mendapatkan penghargaan, kali ini untuk Cut Mini sebagai Best Actress pada Brussels International Independent Film Festival. Dan yang paling terbaru adalah menjadi Best Film pada Asia Pacific Film Festival 2010.
The Blind Pig Who Wants to Fly (2008) adalah feature film perdana karya Edwin. Film yang di bintangi oleh Ladya Cheryl ini juga menjadi Official Selection dalam Pusan International Film Festival 2008, menjadi official selection Tiger Award Competition pada 2009 Rotterdam Film Festival dan mendapat penghargaan untuk Fipresci Prize, pada festival yang sama. Penghargaan Firepsci Prize kembali diraih film ini dari Singapore International Film Festival 2009, selain itu. Serta meraih Silver Montgolfiere dan Young Audience Awarddari Nantes Three Continent Festival 2009.
Fiksi (2008) yang merupakan film feature perdananya Mouly Surya ini memenangkan penghargaan Best Director dari Jakarta International Film Festival 2008 untuk Indonesia Feature Film Competition dan Best Director pada Festival Film Indonesia 2008. Selain itu Fiksi juga diputar dibeberapa festival film international lainnya seperti di Pusan International Film Festival dan NewYork Asian Film Festival. 
Kala (2007) yang merupakan film kedua dari Joko Anwar meraih Jury Prize pada New York Asia Film Festival 2007 dan Best Film di Berlin Asia Hotshot 2007. Film ini juga diputar Puchon International Fantastic Film Festival 2007, Vancouver International Film Festival 2008, Hong Kong Asian Film Festival 2007, Osian Cinefan Film Festival 2007 dan Bangkok International Film Festival 2007. Selain menjadi official selection, Kala mendapatkan kehormatan sebagai film penutup pada rangkaian pemutaran film Puchon International Fantastic Film Festival 2007.
The Photograph (2007) dibesut oleh Nan T. Achnas dan dibintangi oleh aktor senior Singapore Lom Khay Thong dan Shanty. Film ini meraih dua penghargaan pada penyelenggaraan ke 43 Karlovy International Film Fesrtival 4-12 Juli 2008 yaitu untuk Special Jury (pemenang kedua) dan penghargaan Ecumenical Jury Award. Film ini menjadi satu satunya film Asia yang merain dua penghargaan sekaligus.
Tiga Hari untuk Selamanya (2007) dari sutradara Riri Riza menerima Best Director dari Brussels International Independent Film Festival 2008.
Opera Jawa (2006) dari Sutradara Garin Nugroho memenangkan Best Original Score untuk Rahayu Supanggah pada penyelengaraan perdana Asian Film Awards 2007. Opera Jawa juga dinominasikan untuk Best Film yang bersaing dengan The Host (Korea), Love and Honor (Jepang), Exiled (Hongkong), Still Life (China) dan Curse of the Golden Flower (China). Nominasi Best Film dari Asia Pacific Screen Awards 2007. Menang Silver Screen Award Singapore International film Festival 2007. Serta juga menerima penghargaan Best   Actress untuk Artika Sari Devi pada Brussels International Independent Film Festival 2008.
Denias Senandung di Atas Awan (2006) karya Jhon de Rantau berhasil menjadi yang terbaik untuk kategori Best Children's Feature Film Asia Pacific Screen Awards 2007 serta meraih Best Film pada Indonesia Feature Film Competition, Jakarta International Film Festival 2006.
Berbagi Suami (2006) yang didaftarkan untuk Academy Awards Best Foreign Film 2007 ini, mendapat penghargaan Golden Orchid Award sebagai film terbaik pada Hawaii International Film Festival 2006, mengalahkan film-film dari 47 negara yang berkompetisi.  Sementara di Belgia pada Brussel International Independent Film Festival 2007, Nia Dinata menjadi Best Director (Prix de la meilleure Réalisation).
Gie (2005) yang diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya sutradara Riri Riza, mendapatkan Best Asian Feature Film pada Singapore International Film Festival 2006 dan Special Jury Award dari Asia Pacific Film Festival 2006.
Janji Joni (2005) karya perdana Joko Anwar mendapatkan penghargaan Best Editing pada Asia Pacific Film Festival 2005.
Banyu Biru (2005) dari sutradara Teddy Soeriaatmadja menerima Most Promosing New Actress untuk Dian Sastrowardoyo Asia Pacific Film Festival 2005.
Ungu Violet (2005) debut penyutradaraan Rako Prijanto menerima Best Supporting Actress untuk aktris senior, Rima Melati dan nominasi Best Actress untuk Dian Sastrowardoyo
Kara Anak Sebatang Pohon (2005) karya Edwin menjadi film pendek Indonesia pertama yang secara resmi diputar pada Cannes Film Festival 2005 untuk Director's Fortnight
Rindu Kami Padamu (2004) karya Garin Nugroho meraih penghargaan Best Film Cinefan - Festival of Asian and Arab Cinema 2005.
Impian Kemarau (2004) karya sutradara Ravi Bharwani meraih penghargaan Asian New Talent Award pada Shanghai International Film Festival 2004. Film ini juga mendapatkan   nominasi Best Film pada Pusan International Film Festival, Bangkok International Film Festival dan Vladuvostok International Film Festival. Selain itu juga menjadi Official Selection pada Rotterdam International Film Festival, Barcellona Asian Film Festival, Split International Festival of New Film, Zanzibar International Film Festival dan Cork International Film Festival.
Biola tak Berdawai (2003) yang merupakan debut Sekar Ayu Asmara menerima penghargaan Best Actress pada Asia Pacific Film Festival 2003. Tahun 2004 film ini dipilih untuk mewakili Indonesia untuk Academy Awards Best Foreign Film.
Ca Bau Kan (2002) adalah adaptasi dari novel berjudul sama karya Remy Silado yang juga merupakan debut penyutradaraan Nia Dinata. Nia meraih penghargaan Best New Director pada Asia Pacific Film Festival 2002. Film ini juga menerima penghargaan Best Art Direction utk Iri Supit pada festival yang sama. 
Eliana-Eliana (2002) karya Riri Riza mendapatkan penghargaan Best New Director pada Singapore International Film Festival 2002, serta penghargaan Dragon & Tiger Awards pada Vancouver International Film Festival 2002. Jajang C. Noer yang berperan sebagai ibu dari Eliana menerima penghargaan Best Actress pada Cinemaya Festival of Asian Cinema 2002 di New Delhi, India. Sedangkan untuk duet akting cemerlang Rachel Maryam dan Jajang C. Noer juga menerima penghargaan Best Actress pada Daeuville International Film Festival 2003.
Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (2002) karya sutradara Garin Nugroho yang dibintangi Lulu Tobing, menerima penghargaan Netpac AwardBerlin International Film Festival 2003
Pasir Berbisik (2001) yang merupakan karya kedua Nan T. Achnas setelah Kuldesak (199) menerima Most Promosing Director, Best Cinematography untuk Yadi Sugandi dan Best Sound untuk Phil Judd dan Hartanto dari Asia Pacific Film Festival 2001. Film ini juga menerima Netpac Award Special Mention pada Brisbane International Film Festival 2002, Fipresci Award pada Oslo Films from the South Festival 2002 dan Asian Trade Winds Special Jury pada Seattle International Film Festival 2002. Dian Sastrowardoyo yang berperan sebagai Daya, menerima penghargaan Best Actress pada Deauville Asian Film Festival 2002, di Perancis dan Singapore International Film Festival 2002, selain juga nominasi untuk Best Asian Feature pada festival yang sama. Film ini menjadi Official Selection pada Rotterdam Film Festival 2002.  
Puisi Tak Terkuburkan (2000) karya sutradara Garin Nugroho mendapatkan penghargaan Silver Leopard Locarno International Film Award 2000 dan Nominasi Silver Screen Award pada Singapore International Film Festival
Sri (1999) film karya Marselli Sumarno ini meraih penghargaan Special Jury Award pada Asia Pacific Film Festival 2009. Selain itu Sri juga menjadi dipilih menjadi wakil Indonesia Academy Awards Best Foreign Language Film 2000. 
Kuldesak (1999) film antologi karya 4 sutradara muda Indonesia masa ini, yaitu Mira Lesmana, Riri Riza, Nan T. Achnas dan Rizal Mantovani yang dianggap sebagai tonggak sinema indonesia generasi 2000 dinominasikan Best Asian Feature Film dari Singapore International Film Festival 1999.
Daun di Atas Bantal (1998) film karya Garin Nugroho ini menjadi film Indonesia pertama yang diputar pada Cannes Film Festival 1998 untuk kategori Un Certain Regard. Pada Asia Pacific Film Festival 1998, film ini meraih penghargaan Best Film dan Best Actress untuk Christine Hakim. Garin Nugroho menerima penghargaan Lino Brocka Award dari Cinemanila International Film Festival 1998. Bersama dengan Kuldesak, film ini dinominasikan Best Asian Feature Film pada Singapore International Film Festival 1999 dan dari Tokyo International Film Festival 1998, meraih penghargaan Special Jury Prize. Film ini juga dikirim menjadi wakil Indonesia untuk berlaga pada Academy Awards Best Foreign Language Film 1999.
Bulan Tertusuk Ilalang (1995) film ketiga karya Garin Nugroho ini meraih penghargaan FIPRESCI Prize pada Berlin International Film Festival 1996.
Surat Untuk Bidadari (1994) film kedua karya Garin Nugroho yang skenarionya ditulis oleh Armantono ini meraih penghargaan Gold Award dari Tokyo International Film Festival 1994. 
Cinta Dalam Sepotong Roti (1991) film karya perdana Garin Nugroho ini menjadi film terbaik pada Festival Film Indonesia 1991. Garin sendiri meraih penghargaan Best Young Director dari Asia Pacific Film Festival 1992.
Taksi (1991) film terbaik Festival Film Indonesia 1991 karya sutradara Arifin C. Noer ini mendapatkan nominasi Best Asian Feature Film pada Singapore International Film Festival 1991
Langitku Rumahku (1991) film karya Slamet Rahardjo dan Eros Djarot ini mendapatkan nominasi Best Asian Feature Film pada Singapore International Film Festival 1991, bersanding dengan Taksi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar